Sharing blog ini kelainnya melalui :

Share |
Custom Search

Jumat, 12 Agustus 2011

Desa Nainggolan Ditetapkan Sebagai Percontohan di Samosir

Pangururan, 28/7 (ANTARA) – Government Samosir regency, North Sumatra, setting in District Nainggolan Nainggolan Village as a pilot villages based on assessment of the implementation of village governance, education, health and level of agency participation SKPD supporters in the region.
"To see firsthand the situation of pilot villages in the outskirts of Lake Toba, the monitoring team PKK of North Sumatra province has conducted a review into the local area," said Head of Public Relations Pemkab Samosir, Gomgom Pangururan Naibaho in Samosir regency capital city on Thursday.
During a visit to the village in question, Chairman of the monitoring team PKK of North Sumatra Province, Ny. Bidasari mentioned, the activities they carry out in the context of empowering people's lives and improve the economy of the local residents.
"We hope, so that villagers can maintain togetherness Nainggolan to bring something to build and improve their own welfare," said Bidasari.On occasion, the Regent Samosir Samosir represented by Assistant Government Setdakab Ombang Siboro emphasized, so that people still maintain the culture of mutual aid in everyday life.
"With the worked together, something that will feel lighter weight to do," said Ombang.
According to him, the stipulation Village Ninggolan become a pilot, is a good opportunity as well as a challenge that must be faced by all communities in the region.
He hoped that the cooperation that has existed in the community is maintained and continues to grow with carrying out the things that has nurtured the team during this PKK Samosir regency.
As an innovative tourist destination by 2015, he continued, people in the area should be able to become an example for other villages, especially in terms of maintaining sustainability and environmental hygiene.
Because, he said, Samosir regency building should start from the village who is spearheading the development.
"The participation of every community to help the government build a village is needed, and as a form of seriousness Samosir regency since 2011, the entire village has had its own office," said Ombang.



Sumber: antarasumut.com

Minggu, 10 April 2011

Materi dan Pasangan Hidup?

Kata sahabat yang sedang mengeluh: "Susah sekali mencari sesuatu yang setia dan sependerita, saat menderita dia memilih yang lain karena beralasan aku bukan orang yang baik, semuanya alasan klasik"

" Setialah pada yang baik, dan berusaha menjadi yang terbaik, tetaplah baik walau orang lain anggap dirimu tak baik, manusia hanya bisa melihat dari mata dan laku, tetapi hati hanya Tuhan yang tahu"

Sahabat berkata:"Aku mmg tiada limpah materi,aku hanya berusaha dan berusaha menggunakan segenap tenaga dan fikiran untuk maju, krn tiada nasib berlimpah"

"Bersyukurlah pd masa mudamu dirimu diberi pencobaan,engkau sdh pernah mengenyam asam dan garam pada mudamu dan jika bumi berputar dan kau berada diatas dan terjatuh lagi, dirimu tiada lagi mengeluh,krn kau pernah mengalaminya. Sebaliknya jika dirimu terbiasa serba ada, bisakah kau bertahan?sedikit yang bisa bertahan.
Sahabat...carilah yang sewajar dirimu menjadi pendampingmu, yang rela menghapus pilumu saat kau jatuh dan rendah diri saat dirimu terangkat.

Sahabat:"Tetapi dia berkata, wajarkan seorang menginginkan hidup yang mapan dan bahagia untuk hidup saat berkeluarga?"

"Kemapanan sebagian orang pasti  tertuju pada "MATERI", padahal kemapanan bisa dalam wujud fisik jiwa raga, pemikiran dan hati yang siap untuk  menderita terlebih bahagia, menderita dan bahagia bersama, bukan hanya bahagia bersama menderita lalu ditinggalkan. Yakinlah dari kesiapan dan kemapanan dari segi non materi itu, akan menimbulkan rasa "prihatin", sepasang pejuang, pengandal Tuhan, dan akhirnya bahagia bersama dalam menikmati jerih payah berdua, dan ingat! ketika kejatuhan melanda, tiang pancang itu masih ada dan masih kokoh!. So sahabat, yakinlah jodohmu itu adalah jodoh yang datang dari Tuhan, datang untuk mau menderita dan bahagia bersama, carilah dan rendahkan dirimu.


Sahabat:"Cukup sulit untuk mendapatkan jodoh yang begitu!"


"Begitu sulit dan hampir sulit sekali, Tetapi dirimu bisa mencarinya diawali dengan dirimu! Awali dengan kata-kata yang rendah diri,awali dengan apaadanya, jika perlu kau miriskan semua hidupmu walaupun kau punya seratus bukit dibelakang rumahmu, semuanya bukan untuk menjadi "sok rendah diri", tetapi semua itu adalah awalan dari mencari jodoh yang kita anggap "cukup sulit". Terkadang memang kita dijauhi, tak selevel bagi orang yang mencari levelnya yang terkadang juga dibawah level yang sebenarnya. Tetapi walaupun begitu, masih banyak yang orang yang berhati baik dan mau menderita demi orang yang disayanginya."

Sahabat:" Aku percaya masih banyak seseorang yang baik dan Pengandal Tuhan yang seutuhnya dengan tenaga dan pikiran yang diberkati Tuhan untuk menjadi teman dalam hidupku, amin"

"Betul sahabat, Pengandal Tuhan dengan  tenaga dan pikiran yang diberkati Tuhan,bukan hanya mengandalkan Tuhan tetapi tenaga dan pikiran tidak dipakai, dan percayalah Kepada Usaha dia untuk meningkatkan kemampuan dan finansial, yang berusaha dari nol hingga tak hingga, dan anda jgn hanya mau hasil akhirnya tetapi juga harus mau bagaimana proses perjalanan untuk menghasilkannya.Percayalah pada pasanganmu sahabat.... :D


"Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24)

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan".(1 Samuel 2:8)

"Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak."(Amsal 13:7)

"TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga." (1 Samuel 2:7)

NB: Mamon adalah uang, Sahabat...



Yogie Siallagan

Sabtu, 02 April 2011

Remember My Sweet Moments (OST Tropicana Slim)

Nice Song, There is a liric of song and link to download this song. Enjoy the Song...

Will you remember us sweet moment
and Child wisdom the way i do
how is spent talk special moments together
how we use to share with all


Will you remember me
the way i remember you
will you be the same
the last time i saw you
you are the sweetest
every moment with you
is the sweetest one


download link:
Remember My Sweet Moments

Rabu, 30 Maret 2011

Antara Pisau Bedah dan Lidah

Seorang pria bernama Harry malam itu mengundang temannya yang pekerjaannya adalah dokter bedah untuk makan malam di rumahnya. Sambil memotong kalkun panggang, Harry berkata: “Bagaimana kerja saya dok? Apakah kamu suka dengan tehnik saya? Saya cukup baik bukan sebagai seorang tukang bedah, bagaimana menurutmu?”

Ketika Harry menaruh potongan daging itu di piringnya, dokter bedah itu menjawab pertanyaan Harry tadi.

“Semua orang bisa memotong-motong Harry. Sekarang coba kita lihat, apakah kamu bisa menyatukannya kembali..” ucapnya sambil tersenyum.

Sama seperti pisau bedah, demikianlah lidah manusia. Jika kita tidak handal dalam menggunakannya dan dibekali dengan pengetahuan yang benar, kita lebih sering menggunakan lidah kita untuk melukai orang lain dan memutuskan hubungan yang sebelumnya terjalin dengan baik. Semua orang bisa melakukan hal tersebut, namun yang tersulit adalah bagaimana kita melatih lidah kita untuk memulihkan hubungan yang retak, untuk membalut hati yang terluka dan untuk menyemangati mereka yang telah patah semangat.



Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. ~ Amsal 15:4

Sumber : Jawaban.com

Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan

malam ini langit cerah
mengingat kenangan yang lama
bersama orangtua dan adik-adik
dan keluargaku yang indah

Kuingat saat ayah sakit
disaat ku belum mengerti
arti sebuah kejatuhan
yang hancurkan semua hal yang indah
yang dulu pernah kami miliki

wajar bila saat ini ku iri pada kalian
hidup dalam suasana indah dalam rumah
dipenuhi rasa tawa dan bahagia
dengan hidup yang layak

hal yang selalu kubandingkan
dengan hidup keluargaku yang kelam
tiada harga diri agar hidupku terus bertahan



Diary Depresiku-Last Child
dengan sedikit sentuhan kata

Senin, 20 Desember 2010

Nang gumalusang angka laut

Nang gumalusang angka laut
Nang ro pe halisuksung i
Laho mangharomhon soluhi
Molo Tuhan parhata saut
Mandok hata Na ingkon saut
sai saut do i, sai saut doi, sai saut doi

Ndang be mabiar ahu disi
Mangalugahon solu hi
Ai Tuhanku donganhi
Ai tung godang pe musu hi
Na mangaroro soluhi
sai dao doi sai dao doi sian lambunghi.

Hatop marlojong do soluhu tu labuan nasonang
Na so adong be dapot hasusaan i
Tudos tu si nang pardalananhi
Laho mandapothon surgo i

Sipata naeng lonong do ahu
So halugaan galumbang i
Tudia na ma haporusanhi
Ingkon hutiop tontong Jesus i
Ditogu-togu tanganki didalan na sai maol i
Diparungkilon hasusaan tu Jesus haporusanhi
Nang pe di dalan laho tu surgo di iring Jesus ahu di si.

Hatop marlojong do soluhu tu labuan nasonang
Na so adong be dapot hasusaan i
Tudos tu si nang pardalananhi
Laho mandapothon surgo i

Sipata naeng lonong do ahu
So halugaan galumbang i
Tudia na ma haporusan hi
Ingkon hutiop tontong Jesus i
Ditogu-togu tanganki didalan na sai maol i
Diparungkilon hasusaan tu Jesus haporusanhi
Nang pe di dalan laho tu surgo di iring Jesus ahu di si.

By: Victor Hutabarat

Datanglah Sebagaimana Adanya

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dalam ketidak percayaan. Tidak mungkin ini tempatnya. Sebenarnya, tidak mungkin aku diterima di sini. Aku sudah diberi undangan beberapa kali, oleh beberapa orang yang berbeda, dan baru akhirnya memutuskan untuk melihat tempatnya seperti apa sih. Tapi, tidak mungkin ini tempatnya. Dengan cepat, aku melihat pada undangan yang ada di genggamanku. Aku memeriksa dengan teliti kata-katanya, "Datanglah sebagaimana adanya kamu. Tidak perlu ditutup-tutupi," dan menemukan lokasinya.

Ya.. aku berada di tempat yang benar. Aku mengintip lewat jendelanya sekali lagi dan melihat sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang dari wajahnya terpancar sukacita. Semuanya berpakaian rapi, diperindah dengan pakaian yang bagus dan terlihat bersih seperti kalau mereka makan di restoran yang bagus. Dengan perasaan malu, aku memandang pada pakaianku yang buruk dan compang camping, penuh dengan noda. Aku kotor, bahkan menjijikan.

Bau yang busuk ada padaku dan aku tidak dapat membuang kotoran yang melekat pada tubuhku. Ketika aku akan berputar untuk meninggalkan tempat itu, kata-kata dari undangan tersebut seakan-akan meloncat keluar, "Datanglah sebagaimana kamu adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi."

Aku memutuskan untuk mencobanya. Dengan mengerahkan semua keberanianku, aku membuka pintu restoran dan berjalan ke arah laki-laki yang berdiri di belakang panggung.

"Nama Anda, Tuan ?" ia bertanya kepadaku dengan senyuman.

"Daniel F. Renken," kataku bergumam tanpa berani melihat ke atas. Aku memasukkan tanganku ke kantongku dalam-dalam, berharap untuk dapat menyembunyikan noda-nodanya.

Ia sepertinya tidak menyadari kotoran yang berusaha aku sembunyikan dan ia melanjutkan, "Baik, Tuan. Sebuah meja sudah dipesan atas nama Anda. Anda mau duduk ?"

Aku tidak percaya atas apa yang aku dengar! Aku tersenyum dan berkata,"Ya, tentu saja!"

Ia mengantarkanku ke sebuah meja dan, cukup yakin, ada plakat dengan namaku tertera dengan tulisan tebal merah tua.

Ketika aku membaca-baca menunya, aku melihat berbagai macam hal-hal yang menyenangkan tertera di sana. Hal-hal tersebut seperti "damai", "sukacita","berkat", "kepercayaan diri","keyakinan", "pengharapan", "cinta kasih", "kesetiaan", dan "pengampunan".

Aku sadar bahwa ini bukan restoran biasa! Aku mengembalikan menunya ke depan untuk melihat tempat di mana aku berada. "Kemurahan Tuhan," adalah nama dari tempat ini!

Laki-laki tadi kembali dan berkata, "Aku merekomendasikan sajian spesial hari ini. Dengan memilih spesial menu hari ini, Anda berhak untuk mendapatkan semua yang ada di menu ini."

Kamu pasti bercanda! pikirku dalam hati. Maksudmu, aku bisa mendapat SEMUA yang ada dalam menu ini?

"Apa menu spesial hari ini?" aku bertanya dengan penuh kegembiraan.

"Keselamatan," jawabnya.

"Aku ambil," jawabku spontan.

Kemudian, secepat aku membuat keputusan itu, kegembiraan meninggalkan tubuhku. Sakit dan penderitaan merenggut lewat perutku dan air mata memenuhi mataku.

Dengan menangis tersedu sedan, aku berkata, "Tuan, lihatlah diriku. Aku ini kotor dan hina. Aku tidak bersih dan tidak berharga. Aku ingin mendapat semuanya ini, tapi aku tidak dapat membelinya."

Dengan berani, laki-laki itu tersenyum lagi.

"Tuan, Anda sudah dibayar oleh laki-laki di sebelah sana," katanya sambil menunjuk pintu masuk ruangan. "Namanya Yesus."

Aku berbalik, aku melihat seorang laki-laki yang kehadirannya membuat terang seluruh ruangan itu.

Aku melangkah maju ke arah laki-laki itu, dan dengan suara gemetar aku berbisik, "Tuan, aku akan mencuci piring-piring atau membersihkan lantai atau mengeluarkan sampah. Aku akan melakukan apa pun yang bisa aku lakukan untuk membayar-Mu kembali atas semuanya ini."

Ia membuka tangannya dan berkata dengan senyuman, "Anakku, semuanya ini akan menjadi milikmu, cukup hanya bila kamu datang kepadaKu. Mintalah pada-Ku untuk membersihkanmu dan Aku akan melakukannya. Mintalah padaKu untuk membuang noda-noda itu dan itu terlaksana. Mintalah padaKu untuk mengijinkanmu makan di meja-Ku dan kamu akan makan. Ingat, meja ini dipesan atas namamu. Yang bisa kamu lakukan hanyalah MENERIMA pemberian yang sudah Aku tawarkan kepadamu."

Dengan kagum dan takjub, aku terjatuh di kakiNya dan berkata, "Tolong, Yesus. Tolong bersihkan hidupku. Tolong ubahkan aku, ijinkan aku duduk di meja-Mu dan berikan padaku sebuah hidup yang baru."

Dengan segera aku mendengar, "Sudah terlaksana."

Aku melihat pakaian putih menghiasi tubuhku yang sudah bersih. Sesuatu yang aneh dan indah terjadi. Aku merasa seperti baru, seperti sebuah beban sudah terangkat dan aku mendapatkan diriku duduk di mejaNya.

"Menu spesial hari ini sudah dipesan," kata Tuhan kepadaku. "Keselamatan menjadi milikmu."

Kami duduk dan bercakap-cakap untuk beberapa waktu lamanya dan aku sangat menikmati waktu yang kuluangkan denganNya. Ia berkata kepadaku, kepadaku dan kepada semua orang, bahwa Ia ingin aku kembali sesering aku ingin bantuan lain dari kemurahan Tuhan. Dengan jelas Ia ingin aku meluangkan waktuku sebanyak mungkin denganNya.

Ketika waktu sudah dekat bagiku untuk kembali ke 'dunia nyata', Ia berbisik padaku dengan lembut, "Dan Daniel, AKU MENYERTAI KAMU SELALU."

Dan kemudian, Ia berkata sesuatu yang tidak akan pernah aku lupakan.

Ia berkata, "Anakku, lihatkah kamu beberapa meja yang kosong di seluruh ruangan ini?"

"Ya, Tuhan. Aku melihatnya. Apa artinya?" jawabku.

"Ini adalah meja-meja yang dipesan, tapi tiap-tiap individu yang namanya tertera di tiap plakat ini belum menerima undangan untuk makan. Maukah kamu membagikan undangan-undangan ini untuk mereka yang belum bergabung dengan kita?" Yesus bertanya.

"Tentu saja," kataku dengan kegembiraan dan memungut undangan tersebut.

"Pergilah ke seluruh bangsa," Ia berkata ketika aku pergi meninggalkan restoran tersebut.

Aku berjalan masuk ke "Kemurahan Tuhan" dalam keadaan kotor dan lapar. Ternoda oleh dosa. Asalku bagai kain tua yang kotor. Dan Yesus membersihkanku. Aku berjalan keluar seperti orang yang baru.. berbaju putih, seperti Dia. Dan, aku menepati janjiku pada Tuhanku.

Aku akan pergi.

Aku akan menyebarkan luaskan perkataanNya.

Aku akan memberitakan Injil ...

Aku akan membagikan undangan-undangannya.

Dan aku akan memulainya dengan kamu.

Pernahkah kamu pergi ke restoran "Kemurahan Tuhan?" Ada sebuah meja yang dipesan atas namamu, dan inilah undangan untukmu... "DATANGLAH SEBAGAIMANA KAMU ADANYA. TIDAK PERLU DITUTUP-TUTUPI."

Oleh: Victoria
Penterjemah: Cennie